Sunday, September 15, 2013

Buluhawar Simalem


Mejuah-juah. Buluhawar. Sebuah desa terpencil di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Kontur alam yang berbukit-bukit serta air dan udara yang sejuk membuat setiap orang yang berkunjung akan malas untuk pulang dan selalu rindu untuk kembali ke sana. 
Bukan itu saja, Buluhawar juga menyimpan segudang cerita dimasa lampau, salah satunya dimana permukiman terpencil ini pernah dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi daerah-daerah sekitarnya, terkhususnya bagi masyarakat Karo. 

Atas kesepakatan antara Pemerintah Kolonial Belanda dengan Deli Mascapij maka diutuslah H. C. Kruijt(1890) melalui badan misi zending Belanda NZG (Nederlandshe Zendelinggenootschap) untuk mengabarkan Injil kepada masyarakat Karo dan kemudian menjadikan Buluhawar menjadi Pos PI pertama, hingga Pemerintah Kolonial Belanda berencana memulai pembangunan jalan raya ke dataran tinggi Karo, namun ditolak oleh para Sibayak, hingga pada 1909 baru rencana itu terealisalikan(Medan – Kabanjahe; Kabanjahe – Sarinembah – Kuta Bangun; Kabanjahe – Seribu Dolok – Pematang Siantar), namun tidak seperti rencana semula via Buluhawar, akan tetapi via Sibolangit – Bandarbaru – Doulu. 

Ini merupakan salah satu proyek besar kolonialisme di Pesisir Pantai Timur Sumatera(Oostkust van Sumatera) yang pernah dilaksanakan. Jalur Medan – Kabanjahe sendiri dimulai dari Arnhemia(Boven Deli/Pematang Siantar Karo. Sekrg. Pancur Batu), Sibolangit, Bandar Baru, dan Berastagi. Tahun 1911 merupakan awal dibukannya perkebunan-perkebunan sayur oleh kaum Eropa ke dataran tinggi Karo. Tahun 1914 layanan bis dua kali seminggu dibuka oleh beberapa perkebunan dan di tahun 1915 baru benar-benar diadakan layanan pengangkutan rutin setiap hari(Hingga 1918 dilaporkan lebih dari 6300 orang telah diangkut). Sehingga, dengan demikian jalur Cingkam Pass(Sibolangit – Buluh Awar – Bukum) yang selama ini dipakai para perlanja sira (pemikul garam), pedagang, dan pengelana dari dataran tinggi Karo ke pesisir dan sebaliknya; serta Buluhawar yang menjadi persinggahan/peristirahatan lambat laun ditinggalkan bahkan dilupakan.

25 Mei 2013 merupakan kali pertama kunjungan saya ke Buluhawar. Sungguh desa terpencil ini benar-benar kian terlupakan dan bahkan oleh kalangan Kristen Karo sendiri semakin sedikit yang mengenal Buluhawar dan sejarah yang telah ditorehkannya bagi perkembangan masyarakat Karo. Namun, saya sangat merasakan magis Buluhawar yang merupakan awal lahirnya kekeristenan Karo masih terasa, tinggal bagaimana kita membangkitkannya, sehingga jangan sampai desa kecil Buluhawar Simalem ini kian terpencil dan terisolasi yang akhirnya semakin mengkaburkan sejarah kehidupan kekeristenan Karo, seperti halnya H. C. Kruijt yang merupakan perintis jalan semakin dilupakan juga.

Keindahan Buluhawar dengan udaranya yang sejuk, serta kehidupan masyarakatnya membuat saya terpikat, dan saya berharap demikian juga halnya terjadi kepada kebanyakan orang, terkhususnya keluarga-keluarga Kristen Karo, sebab jika semakin banyak orang yang berkunjung ke salah satu situs sejarah kekeristenan Sumatera Utara ini, maka akan semakin banyak juga yang peduli, demikian juga akan semakin banyak muncul gagasan-gagasan untuk mengembangkannya.

Akhir kata: dalam segala kekurangan dan keterbatasan, saya mencoba membuat tulisan ini, serta mencoba menulis sebuah syair dan lagu khusus untuk mengungkapkan rasa cinta saya kepada Buluhawar Simalem. Mejuah-juah Tuhan Yesus Si Masu-masu.

Buluhawar Simalem
Tuhu kitik kel kam jiné
Arah kerina kuta i doni énda
Tuhu-tuhu ménda seh kel lengetna
O, Buluhawar kuta simalem

Émaka ola aru aténdu
Sebab kam si pilih Dibata
Salu nuan palas pedah kataNa
Man k’rina rakyat Karo Sirulo
Man k’rina rakyat Karo Sirulo

Pasarna licin erembang – erbatu-batu
Mbentasi kerangen rimba raya
Bagéme ndubé serana mekap perdalin
Si mbaba Berita Si Meriah

O, Buluhawar jé – m’ jadi pemena
I tetapken Yesus Tuhan mbarken b’ritaNa
Labo erkiteken kam ndubé si mbelina
Tapi praten Dibata la kap terolangi
Kai si ‘nggo jadikenNa em kap simehuli

Mejuah-juah o, Buluhawar kuta simalem
Mejuah-juah. Mejuah-juah Karo Sirulo
Mejuah-juah Merga Silima
Mejuah-juah kita kerina

Lihat Partitur dibawah!
Buluhawar Simalem: Partitur




4 comments:

Mejuah-juah!