Mejuah-juah. Tidak banyak orang yang tahun dimana
posisi pastinya Buluh Awar, bahkan sejarah yang pernah ditorehkan oleh salah
satu desa di Kabupaten Deli Serdang ini. Saya sendiri pernah beranggapan kalau
Buluh Awar ini terletak di dalam wilayah Kabupaten Karo yang berbatasan dengan
Nangro Aceh Darulsalam(NAD) atau bahkan dengan Kabupaten Langkat, walau-pun
tidak jarang didalam keluarga, Buluh Awar ini menjadi topik pembicaraan.
Demikianlah yang terjadi pada Buluh Awar, dimana posisinya kian hilang dari
perbincangan, sehingga semakin tidak dikenal, bahkan dilupakan oleh generasi Kristen Karo
sendiri.
Dimanakah Buluhawar itu?
Desa Buluh Awar merupakan salah satu
desa kecil di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang dan merupakan salah
satu desa terpencil dan tertinggal. Mengapa? Ya, beberapa yang menjadi tolak
ukurnya yakni tidak tersedianya sarana transportasi umum, akses jalan yang
tidak terawat, semakin sepi karena ditinggalkan warganya, serta jaraknya yang
jauh dari desa-desa sekitarnya dan jalan lintas.
Padahal, jika kita berbalik ke
sejarah masa lampau, Buluh Awar merupakan jalur perlintasan dan juga tempat
persinggahan orang-orang yang ramai lalu lalang dari Pesisir Timur Sumatera
menuju dataran tinggi Karo dan sebaliknya(Lalu lintas Perlanja Sira/pemikul garam). Informasi serupa juga saya peroleh
dari salah satu orang tua di desa Bukum yang juga merupakan perpanjangan lalu
lintas ke dataran tinggi di masa lampau(Cingkam Pass), sehingga, tidaklah salah
jika H. C. Krujt yang kala itu didatangkan oleh Deli Mascapij untuk
mengkristenkan Karo melalui Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) memilih
Buluh Awar(1 Juli 1890) menjadi pos untuk memulai misinya untuk menyebarkan
injil kepada masyarakat Suku Karo terkhususnya di kawasan dataran tinggi
Karo(Karo Gugung).
Menjadi saluran berkat...
Namun, apakah ini suatu kebetulan?
Maksud saya, bahwa karena posisinya yang strategis membuat Buluh Awar ini
menjadi pilihan utama didirikannya Pos Pekabaran Injil(PI) pertama bagi
masyarakat Karo. Tentunya tidak demikian. Karena jika misinya untuk Karo
Gugung, maka posisi Bukum, Cingkem, Pernengen, dll tidaklah kalah strategis
saat itu. Tetapi iman kekristenan kita harus berkeyakinan bahwa Tuhan Yesus-lah
yang telah meletakkan dasar firman-Nya di Buluh Awar dan memakainya sebagai
saluran berkat kepada masyarakat Karo.
Saluran Berkat? Karena kita sadari dan
akui, misi zending yang awalnya lebih bernuansa politis saat itu dikemudian
hari membawa dampak positif yang besar bagi perkembangan masyarakat Karo, baik
itu dalam bidang ekonomi, pertanian, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dlsb.
Sehingga apa yang terjadi terhadap Buluh Awar dewasa ini adalah sebuah dilemma,
dimana sebuah tempat yang menjadi saluran berkat dan pernah menorehkan sejarah
manis bagi sejarah perkembangan terkhususnya kekeristenan Karo tanpak semakin
kabur dan bahkan terlupakan.
Situs rohani bagi umat Kristen...
Dalam sebuah arikel yang dimuat di Harian Sinar Indonesia
Baru(SIB) berjudul: “GIKI Ingin Wujudkan Desa Buluhawar Jadi Tempat Berdoa Umat
Kristen Sumut” secara umum tidak mendapat respon dari para pembaca yang
notabene-nya kebanyakan umat Kristen. Bahkan jika lebih khusus lagi kepada umat
Kristen Karo, juga tidak ada respon, dan walaupun direspon lebih kepada
kecurigaan. Ini membuktikan, kalau Buluh Awar itu memang benar-benar kurang
dikenal dan mulai terlupakan, akibatnya direspon dengan keliru. Dengan demikian,
cita-cita untuk mewujudkan Buluh Awar sebagai tempat berdoa bagi umat Kristen
di Sumut atapun konsep Kota Suci Buluh Awar bagi Umat Kristen Karo akan semakin
sulit untuk diwujudkan. Padahal, seperti apa yang dikemukakan oleh Pdt. Edi Suranta Ginting dalam pesan singkatnya, yang jika saya menterjemahkannya,
demikian: “andaikata setiap orang Karo
mengenal Buluh Awar dan berkunjung ke Buluh Awar, maka pasti akan banyak lahir
gagasan-gagasan untuk mengembangkan kota itu.” Orang Karo, dalam hal ini tidak
hanya terbatas pada kelompok-kelompok yang dari awal hingga kini dilibatkan
dalam perkembangan Buluh Awar (Kelanjutan NZG dan masyarakat Buluh Awar baik
yang masih tinggal disana maupun yang merantau), akan tetapi melibatkan sekala
yang lebih luas, yakni: Umat Kristen Karo dari semua denominasi gereja,
masyarakat Karo dimanapun berada, dan pemerintah yang kesemuanya memiliki
keterbebanan, rasa tanggung jawab, dan semangat untuk mewujudkannya. Yang
dituntut dalam hal ini, adalah kesehatian dan kesetiaan seluruh masyarakat Karo
dari seluruh lapisan dan golongan dan saling menghormati agar cita-cita
menjadikan Buluh Awar tempat berdoa dan bahkan kota suci bagi umat Kristen Karo
khususnya dapat terealisasikan dengan cepat.
Dalam ajaran Alkitab, jelas diterangkan bahwa kita ditugaskan untuk menghargai pendahulu kita. “Satu contoh dari Perjanjian Lama ialah kitab Tawarikh. Kitab Tawarikh isinya adalah pengulangan kisah Raja Daud, Raja Salomo dan raja-raja Yehuda lainnya. Yang membedakan kitab Tawarikh dan kitab Samuel dan kitab Raja-raja ialah bahwa di dalam kitab Tawarikh tidak diceritakan kelemahan dan kekurangan Raja Daud dan Raja Salomo. Kejatuhan Raja Daud ke dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba tidak diceritakan dan kelemahan Salomo dengan seribu wanitanya juga tidak diceritakan. Mengapa? Oleh karena kitab Tawarikh adalah kitab pendidikan untuk orang Israel. Sebagai kitab pendidikan, maka yang ditonjolkan ialah kebaikan-kebaikan dari leluhur mereka.
Ajaran Alkitab untuk menghargai dan
menghormati pendahulu...
Dalam ajaran Alkitab, jelas diterangkan bahwa kita ditugaskan untuk menghargai pendahulu kita. “Satu contoh dari Perjanjian Lama ialah kitab Tawarikh. Kitab Tawarikh isinya adalah pengulangan kisah Raja Daud, Raja Salomo dan raja-raja Yehuda lainnya. Yang membedakan kitab Tawarikh dan kitab Samuel dan kitab Raja-raja ialah bahwa di dalam kitab Tawarikh tidak diceritakan kelemahan dan kekurangan Raja Daud dan Raja Salomo. Kejatuhan Raja Daud ke dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba tidak diceritakan dan kelemahan Salomo dengan seribu wanitanya juga tidak diceritakan. Mengapa? Oleh karena kitab Tawarikh adalah kitab pendidikan untuk orang Israel. Sebagai kitab pendidikan, maka yang ditonjolkan ialah kebaikan-kebaikan dari leluhur mereka.
Dalam Perjanjian Baru juga ada contoh yang bisa menjadi pelajaran bagi kita. Jemaat yang tertua dan yang pertama ialah jemaat Yerusalem dengan sokogurunya Yakobus. Jemaat yang kedua atau yang lebih muda ialah jemaat Antiokhia dengan tokohnya Rasul Paulus. Jemaat Antiokhia dan Rasul Paulus tetap memberikan penghargaan dan penghormatan terhadap jemaat Yerusalem. Rasul Paulus tetap menunjukkan sikap hormatnya kepada Yakobus dan jemaat Yerusalem dengan tidak menilai kekurangan dan kelemahan jemaat Yerusalem(esg/sinalsal)”. Maka kita dapat menyimpulkan bahwa menghargai dan menghormati pendahulu kita adalah suatu kewajiban! Melupakan jasa pendahulu adalah beroleh keterpurukan, maka oleh karena itu diharapkan tumbuh kesadaran sama-sama memiliki, sama-sama berkewajiban, dan sama-masa berperan dalam mewujudkannya. Mejuah-juah TUHAN YESUS Si Masu-masu.
Mari bersama-sama kita wujudkan.
ReplyDeleteMejuah-juah TUHAN YESUS Si Masu-masu. :D