Jika ditinjau dari segi bahasa, senina
disusun dari dua suku kata: se
dan nina. Dimana, se yang berarti :
yang, sama, satu; dan nina: kata[-nya] ataupun pendapat[-nya].
Jadi, senina: yang [memiliki-] satu pendapat(sependapat, sepaham, seia
sekata). Dalam buku “Adat Karo Sirulo”,
Malem Ukur Ginting mengemukakan bahwa, senina ialah
“orang-orang yang satu merga namun lain cabang(sub-merga) dengan kita.”
Dalam pengertian sehari-hari, senina
mengandung artian: persaudaraan(kekerabatan) yang sama(secara gender), misalkan: laki-laki
dengan laki-laki; ataupun perempuan dengan perempuan, karena, jika berbeda(perempuan dengan
laki-laki) bukan senina, melainkan [er-]turang! Namun,
yang lebih menjadi penekanan disini adalah, adanya suatu kesamaan atau kesepahaman.
Dalam pertuturen peradaten kalak(orang)
Karo, senina dibagi atas dua bagian besar, yakni:
1. Senina si seh ku sukut
Dikataken si seh ku sukut maksudnya: dimana
senina tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dan intensif. Disini ada
tampak keintiman ataupun kedekatan, baik oleh karena pertalian darah, ataupun
sekedar kesepahaman. Adapun senina yang si seh ku sukut, yakni:
a. Sembuyak
Jika ditinjau dari segi bahasa, Sembuyak,
terdiri dari kata se yang berarti: satu, sama; dan [m-]buyak yang
berarti: perut bagan dalam ataupun rahim. Jadi, sembuyak berarti:
satu(se-)rahim.
Dalam artian sehari-hari, sembuyak
merupakan persaudaraan(satu gender) yang masih dalam lingkup saudara sedarah
inti(se-rahim).
Malem Ukur Ginting dalam “Adat Karo Sirulo”
mengatakan, Sembuyak, adalah “orang yang masih se-merga dan
se-cabang(sub-) merga dengan kita tetapi sudah lain kesain ataupun kuta.”,
sedangkan Darwan Prints, S. H. dalam “Adat Karo”mengemukakan
bahwa sembuyak, adalah “orang yang bersaudara satu nandé dan
bapa(ayah – ibu), satu nini bulang dan nini
tudung(kakek – nenek), satu empung(ayah atau ibu dari
kaken atau nenek kita) atau nu empung ataupun empung nu empung,
atau satu merga dan cabang.” Dan, beliau juga menambahkan jikalau ini juga
tergantung pada kebiasan dari masing-masing merga.
b. Gamet
Gamet, biasanya senina yang diangkat, dipilih
dari satu(se-) merga, namun berbeda(lain) cabang(sub-)merganya.
Namun, dalam beberapa situasi, gamet juga boleh diambil dari satu merga dan
juga satu cabang merga, bahkan dari merga yang lain juga dibolehkan jikalau: di
daerah kita berdomisili tidak ditemukan senina yang se-merga namun beda cabang
merganya, atau pun bahkan tidak ada ditemukan yang semerga dengan kita, dan
dimana kita berdomisili itu jauh dengan kuta kalak(orang) Karo.
Pengangkaten gamet sendiri ditangkuhken(dikukuhkan) secara adat.
Dalam runggu(musyawarah) peradatan
Karo sendiri, fungsi utama gamet, yakni: sebagai sikaku ranan (penyambung
lidah, juru bicara), dan dalam sebuah pesta adat, khususnya kerja perjabun(pesta
pernikahan), tegun(tegu: gandeng, simpul, kelompok) gamet ini menerima senina
ku ranan(berdasarkan adat Karo Sirulo), atau jika di daerah Dusun(Karo
Jahé, Deli – serdang) dan Karo Timur ia menerima nandé – bapa(pernandé
– bapan), atau di Karo Timur daerah Gunung Meriah ia disebut menerima bapa
nguda(perbapangudan).
Di zaman dahulu, saat dimana masyarakat
Karo masih tinggal di rumah adat, jabu(keluarga) gamet ini sendiri
mendiami jabu(bilik, cttn: rumah adat Karo
biasanya ditempati oleh empat atau lebih jabu(keluarga) yang dipisahkan
oleh bilik-bilik) kenjahé(arah
hilir; cttn: kalau kita masuk ke dalam rumah adat dari
hilir(rumah adat Karo didirikan dengan arah mengikuti aliran sungai : hulu-hilir) letaknya disebelah kanan),
dimana fungsinya sebagai sungkun berita(mencari dan
menyampaikannya informasi) dari lingkungan sekitar dan menyampaikannya kepada
jabu bena kayu(dihuni keluarga para pendiri kuta), sehingga disebut jabu
lepar bena kayu(keluarga penghuni bilik seberang dasar kayu) sungkun
berita(pencari dan penyampai informasi).
Contoh:
Saya ber-merga Sembiring dari
cabang(sub-)merga Meliala(Milala/Maliala), dimulai sejak nini bulang(kakek)
saya, beliau mengangkat Sembiring dari cabang Kembaren menjadi gamet di dalam
keluarga kami dan hal ini berlangsung hingga bapa(bapak/ayah) saya.
Namun, dikemudian hari Si Kembaren Mergana meninggal dunia dan seluruh
keluarganya berpindah domisili sehingga mengantisipasi ini, bapa saya
mengangkat Sembiring dari cabang Depari menjadi gametnya menggantikan Si
Sembiring Kembaren yang telah pergi, namun bapa saya merasa tidak puas oleh
karena Si Sembiring Depari tidak sanggup menjalankan tanggung jawabnya dan
ditambah dikemudian hari keluarga Si Sembiring Depari ini berubah tutur(orat
tutur: kekerabatan yang dilihat dari sangkep nggeluh(sistem
kekerabatan kompleks pada suku Karo)) menjadi tegun anak beru,
maka untuk itu bapa saya harus mengganti gametnya itu dan akhirnya dia
mengangkat kembali gametnya dari merga Sembiring Kembaren hingga sekarang.
Catatan:
Hendaknya gamet yang diangkat(dipilih): 1). dari satu mera namun dari beda cabang, 2).
Yang dalam kelurga kita dia(keluarganya) dalam tegun senina, bukan dalam
tegun kalimbubu, puang/nu-puang kalimbubu, anak beru, atau-pun anak beru
menteri, 3). Cakap dalam komunikasi sosial maupun peradatan, sehingga
fungsinya sebagai juru bicara dan penyampai ataupun pembawa informasi dapat
dijalankan dengan baik.
2. Senina si erkelang ku sukut
Si erkelang ku sukut maksudnya, senina yang berperantara ke pihak sukut, dimana
dalam hal ini persaudaraan yang terjadi akibat buah dari pernikahan ayah, kita,
saudara/i, putra/i kita, dll. Artinya, dalam hal ini, persaudaraan yang
terjalin dengan melalui perantaraan. Adapun kelompok-kelompok senina si
erkelang ku sukut, yaitu:
a. Sepemerén
Sepemeren atau untuk lebih jelasnya se-bebere,
yaitu: persaudaraan(er-senina – turang) yang terjalin oleh karena ibu
yang bersaudara taupun beru ibu kita yang sama. Contoh: Saya bebere Ginting,
jadi saudara/i yang juga ber-bebere Ginting adalah sepemerén dengan
saya.
b. Separibanen
Persaudaraan(er-senina) yang oleh
karena istri mereka yang bersaudara(er-sembuyak) ataupun apabila mereka
yang memiliki istri yang berunya sama.
Contoh: Seorang yang memperistri-kan
br. Tarigan, dikatakan dia separibanen dengan orang yang juga memiliki
istri yang ber-beru Tarigan.
c. Sepengalon
Sepengalon adalah persaudaraan(ersenina)
yang terjadi oleh karena: putri kita dinikahi oleh seorang pemuda, sehingga
seluruh tegun kalimbubu dari pemuda itu menjadi satu kundulen(setingkat,
sama, satu tempat dalam peradatan) dengan kita dan seluruh keluarga, yang
disebut dengan sepengalon.
Contoh: misalkan seorang gadis dinikahi
oleh seorang pemuda, maka kalimbubu baik itu yang terjadi karena pernikahan
ayah-nya si pemuda, kakeknya, bahkan saudara-saudaranya menjadi sepengalon
dengan ayah si gadis tersebut beserta keluarganya dari garis keturunan
laki-laki.
d. Sedalanen
Senina sedalanen ini timbul oleh
karena seorang pemuda memperistri impal kita(anak(putri) kalimbubu kita baik itu tutur impal(sepupu),
permain, ataupun bibi, dst.).
Itulah tadi jenis-jenis senina dalam
orat tutur kalak Karo. Semoga tulisan itu dapat menyuguhkan informasi, bahan
pemblajaran, dan bacaan yang menghibur bagi saudara/i pembaca. Bujur dan Salam Mejuah-juah!
;-)
No comments:
Post a Comment
Mejuah-juah!