Mejuah-juah.   Rudang Rakyat Sirulo Comunity    Mejuah-juah.
    <--> MEJUAH-JUAH <-->

    Monday, May 7, 2012

    Senina

    Jika ditinjau dari segi bahasa, senina disusun dari dua suku kata:  se dan nina. Dimana, se yang berarti : yang, sama, satu; dan nina: kata[-nya] ataupun pendapat[-nya]. Jadi, senina: yang [memiliki-] satu pendapat(sependapat, sepaham, seia sekata). Dalam buku “Adat Karo Sirulo”,  Malem Ukur Ginting mengemukakan bahwa, senina ialah “orang-orang yang satu merga namun lain cabang(sub-merga) dengan kita.”

    Dalam pengertian sehari-hari, senina mengandung artian: persaudaraan(kekerabatan) yang sama(secara gender), misalkan: laki-laki dengan laki-laki; ataupun perempuan dengan perempuan, karena, jika berbeda(perempuan dengan laki-laki) bukan senina, melainkan [er-]turang! Namun, yang lebih menjadi penekanan disini adalah, adanya suatu kesamaan atau kesepahaman.

    Dalam pertuturen peradaten kalak(orang) Karo, senina dibagi atas dua bagian besar, yakni:

    1.     Senina si seh ku sukut
         
                Dikataken  si seh ku sukut maksudnya: dimana senina tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dan intensif. Disini ada tampak keintiman ataupun kedekatan, baik oleh karena pertalian darah, ataupun sekedar kesepahaman. Adapun senina yang si seh ku sukut, yakni:

    a.     Sembuyak

    Jika ditinjau dari segi bahasa, Sembuyak, terdiri dari kata se yang berarti: satu, sama;  dan [m-]buyak yang berarti: perut bagan dalam ataupun rahim. Jadi, sembuyak berarti: satu(se-)rahim.

    Dalam artian sehari-hari, sembuyak merupakan persaudaraan(satu gender) yang masih dalam lingkup saudara sedarah inti(se-rahim).

    Malem Ukur Ginting dalam “Adat Karo Sirulo” mengatakan, Sembuyak, adalah “orang yang masih se-merga dan se-cabang(sub-) merga dengan kita tetapi sudah lain kesain ataupun kuta.”, sedangkan Darwan Prints, S. H. dalam “Adat Karo”mengemukakan bahwa sembuyak, adalah “orang yang bersaudara satu nandé dan bapa(ayah – ibu), satu nini bulang dan nini tudung(kakek – nenek), satu empung(ayah atau ibu dari kaken atau nenek kita) atau nu empung ataupun empung nu empung, atau satu merga dan cabang.” Dan, beliau juga menambahkan jikalau ini juga tergantung pada kebiasan dari masing-masing merga.

    b.    Gamet

    Gamet, biasanya senina yang diangkat, dipilih dari satu(se-) merga, namun berbeda(lain) cabang(sub-)merganya. Namun, dalam beberapa situasi, gamet juga boleh diambil dari satu merga dan juga satu cabang merga, bahkan dari merga yang lain juga dibolehkan jikalau: di daerah kita berdomisili tidak ditemukan senina yang se-merga namun beda cabang merganya, atau pun bahkan tidak ada ditemukan yang semerga dengan kita, dan dimana kita berdomisili itu jauh dengan kuta kalak(orang) Karo. Pengangkaten gamet sendiri ditangkuhken(dikukuhkan) secara adat.

    Dalam runggu(musyawarah) peradatan Karo sendiri, fungsi utama gamet, yakni: sebagai sikaku ranan (penyambung lidah, juru bicara), dan dalam sebuah pesta adat, khususnya kerja perjabun(pesta pernikahan), tegun(tegu: gandeng, simpul, kelompok) gamet ini menerima senina ku ranan(berdasarkan adat Karo Sirulo), atau jika di daerah Dusun(Karo Jahé, Deli – serdang) dan Karo Timur ia menerima nandé – bapa(pernandé – bapan), atau di Karo Timur daerah Gunung Meriah ia disebut menerima bapa nguda(perbapangudan). 

    Di zaman dahulu, saat dimana masyarakat Karo masih tinggal di rumah adat, jabu(keluarga) gamet ini sendiri mendiami jabu(bilik, cttn: rumah adat Karo biasanya ditempati oleh empat atau lebih jabu(keluarga) yang dipisahkan oleh bilik-bilik) kenjahé(arah hilir; cttn: kalau kita masuk ke dalam rumah adat dari hilir(rumah adat Karo didirikan dengan arah mengikuti aliran sungai : hulu-hilir) letaknya disebelah kanan), dimana fungsinya sebagai sungkun berita(mencari dan menyampaikannya informasi) dari lingkungan sekitar dan menyampaikannya kepada jabu bena kayu(dihuni keluarga para pendiri kuta), sehingga disebut jabu lepar bena kayu(keluarga penghuni bilik seberang dasar kayu) sungkun berita(pencari dan penyampai informasi).

    Contoh:
    Saya ber-merga Sembiring dari cabang(sub-)merga Meliala(Milala/Maliala), dimulai sejak nini bulang(kakek) saya, beliau mengangkat Sembiring dari cabang Kembaren menjadi gamet di dalam keluarga kami dan hal ini berlangsung hingga bapa(bapak/ayah) saya. Namun, dikemudian hari Si Kembaren Mergana meninggal dunia dan seluruh keluarganya berpindah domisili sehingga mengantisipasi ini, bapa saya mengangkat Sembiring dari cabang Depari menjadi gametnya menggantikan Si Sembiring Kembaren yang telah pergi, namun bapa saya merasa tidak puas oleh karena Si Sembiring Depari tidak sanggup menjalankan tanggung jawabnya dan ditambah dikemudian hari keluarga Si Sembiring Depari ini berubah tutur(orat tutur: kekerabatan yang dilihat dari sangkep nggeluh(sistem kekerabatan kompleks pada suku Karo)) menjadi tegun anak beru, maka untuk itu bapa saya harus mengganti gametnya itu dan akhirnya dia mengangkat kembali gametnya dari merga Sembiring Kembaren hingga sekarang.

    Catatan:  Hendaknya gamet yang diangkat(dipilih): 1).  dari satu mera namun dari beda cabang, 2). Yang dalam kelurga kita dia(keluarganya) dalam tegun senina, bukan dalam tegun kalimbubu, puang/nu-puang kalimbubu, anak beru, atau-pun anak beru menteri, 3). Cakap dalam komunikasi sosial maupun peradatan, sehingga fungsinya sebagai juru bicara dan penyampai ataupun pembawa informasi dapat dijalankan dengan baik.


    2.     Senina si erkelang ku sukut

    Si erkelang  ku sukut maksudnya, senina yang berperantara ke pihak sukut, dimana dalam hal ini persaudaraan yang terjadi akibat buah dari pernikahan ayah, kita, saudara/i, putra/i kita, dll. Artinya, dalam hal ini, persaudaraan yang terjalin dengan melalui perantaraan. Adapun kelompok-kelompok senina si erkelang ku sukut, yaitu:

    a.     Sepemerén

    Sepemeren atau untuk lebih jelasnya se-bebere, yaitu: persaudaraan(er-senina – turang) yang terjalin oleh karena ibu yang bersaudara taupun beru ibu kita yang sama. Contoh: Saya bebere Ginting, jadi saudara/i yang juga ber-bebere Ginting adalah sepemerén dengan saya.

    b.    Separibanen

    Persaudaraan(er-senina) yang oleh karena istri mereka yang bersaudara(er-sembuyak) ataupun apabila mereka yang memiliki istri yang berunya sama.

    Contoh: Seorang yang memperistri-kan br. Tarigan, dikatakan dia separibanen dengan orang yang juga memiliki istri yang ber-beru Tarigan.

    c.     Sepengalon

    Sepengalon adalah persaudaraan(ersenina) yang terjadi oleh karena: putri kita dinikahi oleh seorang pemuda, sehingga seluruh tegun kalimbubu dari pemuda itu menjadi satu kundulen(setingkat, sama, satu tempat dalam peradatan) dengan kita dan seluruh keluarga, yang disebut dengan sepengalon.

    Contoh: misalkan seorang gadis dinikahi oleh seorang pemuda, maka kalimbubu baik itu yang terjadi karena pernikahan ayah-nya si pemuda, kakeknya, bahkan saudara-saudaranya menjadi sepengalon dengan ayah si gadis tersebut beserta keluarganya dari garis keturunan laki-laki.

    d.    Sedalanen

    Senina sedalanen ini timbul oleh karena seorang pemuda memperistri impal kita(anak(putri)  kalimbubu kita baik itu tutur impal(sepupu), permain, ataupun bibi, dst.).

                Itulah tadi jenis-jenis senina dalam orat tutur kalak Karo. Semoga tulisan itu dapat menyuguhkan informasi, bahan pemblajaran, dan bacaan yang menghibur bagi saudara/i pembaca. Bujur dan Salam Mejuah-juah! ;-)

    No comments:

    Post a Comment

    Mejuah-juah!