Pada
tulisan sebelumnya yang berjudul: KBB: Formula ampuh melawan Lupa(Bag. I),
sedikit saya membahas tentang kejadian di tahun 1988 dimana seluruh masyarakat
Karo bersatu padu melakukan perotes kepada pemerintah dikarenakan pihak
pemerintah hendak memberi nama Sisingamangaraja XII untuk Tahura Bukit
Barisan(sekarang) yang terletak di Desa Tongkeh, Kecamatan Berastagi, Kabupaten
Karo, Sumatera Utara) [alasanya masyarakat Karo menolak: baca tulisan
sebelumnya KBB: Formula ampuh melawan Lupa(Bag. I)].
Dari
tulisan yang pertama yang telah didiskusikan di beberapa jejaringan sosial,
membuat saya tersadar bahwa penamaan Tahura Bukit Barisan bukan hanya
alternatif dan jalan tengah untuk meredam masalah(tentunya masyarakat Karo tidak
akan memperpanjang masalah), tetapi sesungguhnya tanpa disadari dan seperti
sifat dan jiwa kalak Karo yang kurang suka berkoar-koar dan lebih memilih zona
aman dan jika istilah pasarannya cantik
main; penamaan bukit barisan kepada Tahura yang kini menjadi salah satu
tujuan wisata di Berastagi ini: mengembalikan kedaulatan(konteks: harga diri)
masyarakat Karo dan Taneh Karo, demikian juga halnya dengan kasus Kuala Namo International Airport (KANIA)
setelah proses panjang dan banyak usulan nama-nama tokoh yang tidak ada satupun
nama tokoh dari Karo yang dikuatkan, padahal lokasi bandara tersebut masih
masuk dalam wilayah adat masyarakat Karo – Melayu(konsep Taneh Karo Simalem).
Terima kasih buat bapak Juara R. Ginting yang telah mengingatkan saya tentang hal ini. Dan sekali lagi kita bersyukur dengan munculnya diskusi-diskusi KBB yang mengingatkan dan menyadarkan kita kembali apa yang sesungguhnya terjadi terhadap kehidupan masyarakat Karo dan Taneh Karo Simalem di masa lampau, dan ini menjadi suatu formula obat bagi kita untuk melawan lupa akan sejarah, jati diri, tradisi, dlsb kita. Mari terus kita galakkan diskusi KBB ini untuk menggali lebih dalam lagi hal-hal yang berkaitan tentang perkembangan kekaroan kita. Mejuah-juah Indonesia; Mejuah-juah Sumatera Utara; Mejuah-juah Taneh Karo Simalem; Mejuah-juah Kita Kerina.
Terima kasih buat bapak Juara R. Ginting yang telah mengingatkan saya tentang hal ini. Dan sekali lagi kita bersyukur dengan munculnya diskusi-diskusi KBB yang mengingatkan dan menyadarkan kita kembali apa yang sesungguhnya terjadi terhadap kehidupan masyarakat Karo dan Taneh Karo Simalem di masa lampau, dan ini menjadi suatu formula obat bagi kita untuk melawan lupa akan sejarah, jati diri, tradisi, dlsb kita. Mari terus kita galakkan diskusi KBB ini untuk menggali lebih dalam lagi hal-hal yang berkaitan tentang perkembangan kekaroan kita. Mejuah-juah Indonesia; Mejuah-juah Sumatera Utara; Mejuah-juah Taneh Karo Simalem; Mejuah-juah Kita Kerina.
No comments:
Post a Comment
Mejuah-juah!